7 Gudeg Legendaris Yogyakarta yang Harus Dicoba, Nomor Terakhir Paling Populer
Gudeg, Makanan Khas Yogyakarta yang Tak Boleh Dilewatkan
Setiap kali berkunjung ke suatu kota, belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khas daerah tersebut. Begitu pula saat kamu berlibur ke Yogyakarta, ada gudeg yang tak boleh terlewatkan. Gudeg sudah menjadi ikon kuliner Yogyakarta yang begitu lekat dengan identitas kota ini. Cita rasanya yang manis gurih menghadirkan kenangan tersendiri bagi para wisatawan sehingga selalu ada alasan untuk mencicipinya lagi setiap kali kembali ke Jogja.
Hidangan berbahan dasar nangka muda ini dimasak dengan santan dan berbagai rempah selama berjam-jam hingga menghadirkan rasa khas yang tak tergantikan. Banyak penjual gudeg di Jogja mewariskan resep turun-temurun dari generasi ke generasi, menjaga cita rasa autentik yang sudah bertahan puluhan tahun.
Berikut tujuh gudeg legendaris di Yogyakarta yang wajib masuk dalam daftar kuliner wisatamu:
1. Gudeg Yu Djum
Gudeg Yu Djum termasuk gudeg paling legendaris di Jogja karena telah berdiri sejak 1950-an. Tempat makan ini juga punya banyak cabang yang tersebar di Jogja, Sleman, hingga Bantul. Kamu bisa memilih antara gudeg basah atau gudeg kering yang masing-masing memiliki penggemar setia. Selain disantap langsung di tempat, Gudeg Yu Djum juga menyediakan paket besek dan kendi, cocok untuk dijadikan oleh-oleh khas Yogyakarta.
Harga seporsinya masih cukup terjangkau, mulai Rp 18 ribu untuk nasi, gudeg, krecek, dan telur. Cita rasanya manis, gurih, dan menggugah selera sehingga menjadikannya primadona bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Alamat: Jl. Wijilan No.167, Panembahan, Kecamatan Kraton.
2. Gudeg Pawon
Kalau kamu pencinta kuliner malam, Gudeg Pawon wajib dicoba. Tempat ini baru buka mulai pukul 22.00 hingga 01.00 dini hari, menjadikannya salah satu destinasi kuliner malam paling populer di Jogja. Sesuai namanya, “pawon” berarti dapur. Pengunjung yang ingin memesan makanan harus masuk ke dapur langsung, tempat semua proses memasak dilakukan secara tradisional menggunakan tungku kayu bakar.
Keunikan itulah yang membuat pengalaman menyantap gudeg di sini terasa begitu hangat dan autentik. Harga seporsinya mulai Rp 18 ribuan dengan rasa khas manis gurih yang menenangkan.
Alamat: Jl. Prof. DR. Soepomo SH UH/IV No.36, Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
3. Gudeg Bu Hj. Amad
Berlokasi tak jauh dari Universitas Gadjah Mada, Gudeg Bu Hj. Amad telah berdiri sejak tahun 1965. Tempat ini terkenal dengan gudeg keringnya yang tahan lama sehingga cocok dijadikan oleh-oleh. Selain versi tradisionalnya, mereka juga menyediakan gudeg kaleng yang praktis dibawa ke luar kota tanpa mengurangi cita rasa aslinya.
Seporsi nasi gudeg lengkap dengan krecek dan telur dibanderol mulai Rp 20 ribuan. Rasanya manis, gurih, dan tetap ringan di lidah, menjadikannya favorit para pelajar dan wisatawan.
Alamat: Jalan Kaliurang KM.4,5 Blok CT3 No.5, Caturtunggal, Sleman.
4. Gudeg Sagan
Gudeg Sagan terkenal di kalangan mahasiswa karena lokasinya yang strategis di sekitar kampus UGM dan UNY. Tempatnya nyaman, cocok untuk makan santai atau kumpul bersama teman. Rasa gudegnya pun berbeda dari kebanyakan. Tidak terlalu manis, kuah santannya justru memberikan sensasi gurih lembut yang berpadu dengan pedasnya krecek, menciptakan perpaduan cita rasa yang seimbang.
Harga menunya ramah di kantong, sebagian besar bahkan di bawah Rp 15 ribu. Porsi yang cukup besar membuat tempat ini selalu ramai, terutama di jam makan malam.
Alamat: Jl. Prof. Herman Yohanes No.53, Samirono, Caturtunggal, Sleman.
5. Gudeg Bu Djuminten
Menjadi salah satu gudeg tertua di Yogyakarta, Gudeg Bu Djuminten sudah ada sejak 1926. Tempat ini terkenal dengan gudeg kendilnya yang aman dibawa sebagai oleh-oleh hingga ke luar kota. Kini dikelola oleh generasi ketiga, rasa gudegnya tetap sama. Ada rasa manis, lembut, dan penuh aroma rempah. Lokasinya yang dekat dengan Tugu Jogja membuatnya mudah dijangkau oleh wisatawan.
Dengan harga mulai Rp 15 ribuan, kamu sudah bisa menikmati sepiring sejarah kuliner Jogja yang masih bertahan hampir satu abad.
Alamat: Jl. Asem Gede No.14, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta.
6. Gudeg Permata (Bu Nart)
Gudeg Permata pertama kali buka tahun 1961 dan kini dikelola oleh generasi kedua. Nama “Permata” diambil dari lokasi warungnya yang berada di dekat bekas bioskop legendaris di kawasan Pakualaman. Ciri khas gudeg di sini adalah tekstur basahnya yang disiram kuah areh kental berwarna keemasan. Rasanya lembut, gurih, dan aromanya menggoda begitu pertama kali disajikan.
Setiap malam, antrean panjang kerap terlihat di depan warung sederhana ini. Suasana klasik dan hangat membuat siapa pun betah berlama-lama menikmati hidangan khas Jogja ini.
Alamat: Jl. Gajah Mada No.2, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta.
7. Gudeg Manggar Bu Jumilan
Berbeda dari gudeg lainnya, Gudeg Manggar Bu Jumilan menggunakan bunga kelapa muda sebagai bahan utama, bukan nangka. Bahan unik ini memberikan sensasi rasa yang gurih, lembut, dan sedikit berbeda dari gudeg biasa. Meski begitu, pelengkap seperti ayam, telur, dan sambal krecek tetap tersedia sekaligus menjadi pasangan sempurna untuk nasi hangat.
Gudeg ini bisa menjadi pilihan tepat bagi kamu yang ingin mencoba varian rasa baru dari hidangan klasik Yogyakarta. Rasanya tetap khas, namun memberi pengalaman kuliner yang lebih kaya.
Alamat: Jalan Srandakan Km.8, Mangiran, Trimurti, Bantul, DIY.
Gudeg bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari jiwa Yogyakarta yang hidup di setiap suapan. Setiap warung legendarisnya memiliki kisah panjang dan cita rasa khas yang diwariskan turun-temurun. Dari aroma manis yang menggoda hingga kuah santan gurih yang menenangkan, setiap porsi menghadirkan kehangatan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Bagi banyak orang, menikmati gudeg bukan hanya soal mengenyangkan perut, tetapi juga mengenang keakraban dan keramahan khas kota ini. Jika suatu hari kamu kembali ke Jogja, biarkan aroma gudeg kembali menuntun langkahmu, membawa nostalgia yang selalu hangat di hati.