Bank Indonesia Diduga Jual 11 Ton Emas, Ini Faktanya

Penjualan Emas Bank Indonesia Dibantah, Data Terbaru Menunjukkan Stabilitas

Bank Indonesia (BI) kembali mengklarifikasi terkait isu penjualan cadangan emas yang sempat beredar. Beberapa media internasional melaporkan bahwa BI menjual sebanyak 11 ton emas pada Juli 2025, dengan nilai sekitar Rp24 miliar jika dikonversi. Namun, BI secara tegas membantah informasi tersebut dan menegaskan bahwa tidak pernah melakukan aktivitas penjualan emas seperti yang disebutkan.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan pernyataan resmi bahwa laporan tentang penjualan emas sebesar 11 ton oleh BI tidak benar. Ia meminta para jurnalis untuk mengikuti informasi resmi dari BI melalui situs webnya.

Pernyataan ini merespons laporan dari Analis Senior EMEA World Gold Council (WGC), Krishan Gopaul, yang menyebutkan adanya aktivitas penjualan emas oleh BI pada Juli 2025. Dalam laporan bertajuk “Central Bank Gold Statistics: Central Bank Gold Buying Rebounds in August”, Gopaul mencatat bahwa bank sentral di seluruh dunia menambah cadangan emas bersih sebesar 15 ton pada Agustus 2025. Dalam laporan tersebut, hanya dua bank sentral yang disebut melakukan penjualan emas, yaitu Bank Sentral Rusia dan Bank Indonesia.

Tren Pembelian Emas oleh Bank Sentral Meningkat

Secara global, tren pembelian emas oleh bank sentral kembali meningkat pada Agustus setelah stagnan di Juli. Beberapa bank sentral yang melaporkan peningkatan signifikan antara lain:

  • National Bank of Kazakhstan (+8 ton)
  • Bulgarian National Bank (+2 ton)
  • Central Bank of Turkey (+2 ton)
  • People’s Bank of China (+2 ton)
  • Czech National Bank (+2 ton)

Sementara itu, Bank Sentral Rusia dan Bank Indonesia disebut sebagai dua lembaga yang mengalami penurunan cadangan emas berdasarkan data WGC. Penurunan di Rusia diperkirakan terkait dengan program pencetakan koin emas, sedangkan untuk Indonesia, BI telah menegaskan bahwa laporan tersebut tidak benar.

Konsistensi Data Cadangan Devisa Indonesia

Bank Indonesia secara rutin mempublikasikan posisi cadangan devisa nasional melalui situs resminya setiap bulan. Data tersebut mencakup rincian aset internasional yang dimiliki BI, termasuk emas moneter, valuta asing, serta posisi hak tarik khusus (SDR).

Pada laporan terakhir, cadangan devisa Indonesia tetap berada pada level yang kuat, mencerminkan stabilitas eksternal ekonomi nasional di tengah fluktuasi pasar global. Cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 150,7 miliar dolar AS pada akhir Agustus 2025. Sedangkan cadangan emas yang dicatat di Bank Indonesia adalah sekitar 78,57 ton per kuartal pertama 2025.

Kesimpulan

Dengan adanya klarifikasi dari Bank Indonesia, isu penjualan emas sebesar 11 ton tidak dapat dibenarkan. Data yang dipublikasikan BI menunjukkan bahwa cadangan emas tetap stabil, sementara tren pembelian emas oleh bank sentral secara global terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa BI tetap memprioritaskan stabilitas ekonomi nasional dalam pengelolaan cadangan devisa.