Hujan Es Langka Gegerkan Warga Poso, Mereka Tidak Percaya dengan yang Dilihat
Fenomena Hujan Es di Pamona Utara Mengundang Kebingungan dan Keheranan Warga
Sebuah desa kecil di Kabupaten Poso tiba-tiba menjadi perbincangan hangat setelah hujan es turun pada malam Sabtu (1/11). Fenomena langka ini membuat warga di kawasan Pamona Utara, sekitar 250 kilometer di tenggara Kota Palu, terkejut sekaligus kagum. Bagi sebagian besar penduduk, pemandangan butiran es yang jatuh dari langit adalah sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Lin, seorang warga setempat, mengatakan bahwa ini pertama kalinya ia mengalami fenomena seperti itu dalam 49 tahun hidupnya. “Awalnya saya kira hujan biasa, tapi kemudian terdengar bunyi keras di atap seng. Ketika saya keluar, ternyata es kecil-kecil berjatuhan,” ujarnya.
Video dan foto-foto peristiwa itu segera beredar di media sosial. Dalam beberapa jam, unggahan warga tentang hujan es di Pamona Utara mendapat ribuan tayangan dan komentar. Banyak pengguna internet menulis bahwa mereka hampir tak percaya, mengira cuaca ekstrem seperti itu hanya terjadi di negara-negara subtropis.
Penjelasan dari BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palu menyebut fenomena hujan es tersebut merupakan dampak dari awan cumulonimbus berlapis tebal yang terbentuk akibat pemanasan udara ekstrem di siang hari. “Ketika udara naik cepat ke atmosfer dan suhu di ketinggian turun drastis, butiran air dapat membeku dan jatuh sebagai es,” kata seorang analis cuaca dari BMKG Palu.
Menurut keterangan warga, hujan es berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit, disertai petir dan angin kencang. Tidak ada laporan kerusakan berarti, namun sejumlah atap seng terdengar berisik akibat hantaman butiran es sebesar kelereng. “Kami semua keluar rumah untuk melihat. Anak-anak berteriak gembira, tapi orang tua terlihat cemas,” tutur Lin.

Daerah Berhawa Sejuk dengan Cuaca Tak Terduga
Pamona Utara dikenal sebagai daerah berhawa sejuk di tepi Danau Poso, namun suhu di kawasan itu jarang turun cukup rendah untuk memunculkan fenomena beku. Karena itu, hujan es kali ini dianggap sangat luar biasa. Sejumlah warga bahkan mengumpulkan butiran es sebagai kenang-kenangan dan menyimpannya di lemari pendingin.
Fenomena ini menambah daftar kejadian cuaca ekstrem di Sulawesi Tengah dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, hujan lebat dan angin puting beliung dilaporkan terjadi di beberapa wilayah seperti Parigi Moutong dan Morowali. Para ahli menilai, perubahan iklim global meningkatkan frekuensi kejadian cuaca tak terduga di wilayah tropis.
Reaksi Masyarakat Terhadap Peristiwa Langka
“Yang menarik adalah bagaimana masyarakat bereaksi terhadap peristiwa langka ini,” kata seorang peneliti lingkungan di Universitas Tadulako. “Alih-alih panik, banyak warga justru merekam dan membagikannya. Ini menunjukkan bagaimana fenomena alam kini cepat menjadi peristiwa sosial berkat media digital.”
Meski hujan es di Pamona Utara tidak menimbulkan korban maupun kerusakan besar, para ahli mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem susulan. BMKG memperkirakan aktivitas awan cumulonimbus masih akan tinggi di beberapa wilayah Sulawesi Tengah selama pekan ini.
Bagi Lin dan warga lain, malam itu akan dikenang lama. “Saya masih tidak percaya. Rasanya seperti di luar negeri,” katanya sambil tertawa kecil. “Mungkin ini pertanda alam sedang berbicara pada kita.”