Kisah Inspiratif Maarten Paes: Dari Nenek Perang ke Timnas Indonesia

Kehidupan Nenek Maarten Paes di Masa Perang

Maarten Paes, kiper Timnas Indonesia, memiliki latar belakang keluarga yang sangat unik. Neneknya pernah tinggal di Indonesia selama beberapa tahun sebelum Perang Dunia II meletus. Kisah hidup neneknya yang penuh liku dan tantangan menjadi sumber semangat bagi Paes dalam menjalani karier sepak bola.

Selama masa perang, nenek Paes harus menghadapi situasi sulit. Ia ditahan di beberapa kamp perang Jepang selama bertahun-tahun. Akhirnya, ia bisa kembali ke Belanda melalui kapal. Meskipun mengalami banyak kesedihan, nenek Paes tetap memegang kenangan indah tentang Indonesia. Ia sering bercerita tentang keindahan dan keramahan penduduk setempat.

Kisah ini terus melekat dalam ingatan Maarten Paes. Ia tumbuh besar dengan mendengar cerita-cerita tentang keteguhan dan cinta neneknya terhadap Indonesia. Bagi Paes, Indonesia bukan hanya tanah kelahiran neneknya, tapi juga bagian dari identitas keluarganya.

Keputusan untuk Membela Timnas Indonesia

Paes menyadari bahwa bermain untuk Indonesia adalah penghormatan kepada neneknya. Saat itu, neneknya meninggal sebulan sebelumnya, dan mereka sangat dekat. Perbincangan terakhir antara Paes dan neneknya adalah tentang keputusan untuk membela Timnas Indonesia. Neneknya tampak bahagia saat mendengar kabar tersebut.

Setiap kali turun ke lapangan, Paes membawa semangat dan doa dari neneknya. Ia ingin memberikan sesuatu yang besar untuk negara yang begitu dihormati oleh neneknya. “Saya ingin membawa Indonesia ke panggung sepak bola dunia,” ujarnya penuh tekad.

Ujian Berat di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia akan menghadapi dua pertandingan penting di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertama, mereka akan menghadapi Arab Saudi pada 9 Oktober, kemudian Irak pada 12 Oktober. Dua laga ini sangat menentukan nasib Tim Garuda.

Jika mampu tampil sebagai juara grup, Indonesia akan otomatis lolos ke Piala Dunia 2026 yang digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Bagi Paes, laga ini memiliki makna ganda. Bukan hanya demi prestasi, tapi juga untuk memenuhi janji yang belum sempat ia wujudkan di hadapan neneknya.

Dukungan Publik Indonesia

Paes merasakan sambutan hangat dari publik Indonesia. Menurut dia, dukungan yang diberikan membuatnya merasa seperti pulang ke rumah. “Rasanya seperti di rumah jika Anda di sana. Orang-orangnya ramah, penuh kasih, dan selalu mendukung,” katanya.

Ia tidak menutup mata terhadap potensi besar sepak bola Indonesia. Bagi Paes, dukungan luar biasa dari suporter adalah modal utama untuk menembus panggung dunia. “Jika melihat stadion penuh, jalanan ramai, dan anak-anak yang mencintai sepak bola, saya pikir ini saatnya memenuhi potensi itu,” ucapnya penuh keyakinan.

Prestasi Tim Muda Indonesia

Paes juga terkesan dengan prestasi tim-tim muda Indonesia. Ia menyebut kemenangan atas Korea Selatan di Piala Asia U-23 sebagai bukti nyata kebangkitan sepak bola Tanah Air. Menurut dia, momentum ini harus terus dijaga. Ia ingin menjadi bagian dari generasi emas yang membawa Indonesia ke Piala Dunia untuk pertama kalinya.

“Bayangkan jika suatu hari kita bisa membawa Piala Dunia ke Indonesia. Itu akan menjadi momen luar biasa,” kata Paes dengan mata berbinar.

Harapan dan Komitmen

Paes sadar, perjalanan ini tidak mudah. Tapi ia percaya, dengan kerja keras dan dukungan seluruh rakyat Indonesia, impian itu bisa terwujud. “Ya, tentu saja ada rencana besar di sana. Saya mencoba tetap rendah hati dan fokus pada apa yang bisa saya berikan,” tegasnya.

Bagi Maarten Paes, keputusan membela Timnas Indonesia bukan perkara karier semata. Ini tentang cinta, penghormatan, dan warisan keluarga yang tak ternilai. “Selama tiga tahun, orang-orang Indonesia selalu meminta saya untuk bermain untuk mereka. Sekarang waktunya memberikan kembali apa yang sudah mereka berikan,” tuturnya.

Kisah Paes bukan sekadar perjalanan seorang atlet menuju panggung dunia. Ini adalah kisah tentang darah, sejarah, dan cinta lintas generasi antara cucu dan nenek yang pernah bertahan hidup dari kerasnya perang, demi terus menyalakan harapan untuk Indonesia.