Komunitas Ojol Berdemo, Tolak Pemotongan Komisi dan Perubahan Status Mitra

Aksi Damai Pengemudi Ojek Online di Monas

Ribuan pengemudi ojek online yang tergabung dalam komunitas URC Bergerak kembali menggelar aksi damai di area Patung Kuda Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Massa menyampaikan penolakan terhadap rencana pemotongan komisi sebesar 10 persen, yang dinilai akan berdampak signifikan terhadap pendapatan mitra pengemudi.

Perwakilan URC, Ahmad Bakrie menegaskan bahwa pentingnya melibatkan Mitra Pengemudi dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur ekosistem transportasi online. Menurutnya, kebijakan ini harus mencerminkan keadilan bagi semua pihak, termasuk para pengemudi ojek online.

“Perpres yang akan diterbitkan, kami di sini mengawal supaya berkeadilan. Adil ke semua pihak, jangan sampai timpang. Kita maunya berkelanjutan terus biar semua teman-teman ini mengawal juga karena Perpres ini akan ke daerah juga,” ujar Bakrie.

Selain itu, massa juga menolak rencana pengaturan status kerja yang mengubah posisi mitra menjadi pekerja tetap. Perubahan ini dinilai akan menghilangkan fleksibilitas kerja yang selama ini menjadi salah satu keuntungan utama bagi pengemudi ojek online.

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan URC diterima langsung oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro. Pihak Istana berjanji untuk mengkaji lebih dalam mengenai aspirasi para pengemudi ojek online.

Perwakilan URC, Khasanah menyampaikan bahwa pemerintah memberikan respon positif atas aspirasi mereka. Dia berharap agar keluhan para pengemudi bisa ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret.

“Alhamdulillah kita sudah diterima oleh perwakilan Presiden, yaitu Bapak Wamensesneg Juri Ardiantoro. Semua kita bicarakan, termasuk tentang ladies ojol. Beliau sangat apresiasi terhadap ladies ojol yang mencari nafkahnya,” tandasnya.

Tuntutan dan Harapan Pengemudi Ojek Online

Para pengemudi ojek online menuntut adanya perlindungan hukum dan regulasi yang jelas untuk menjaga kesejahteraan mereka. Mereka juga meminta agar pemerintah tidak hanya fokus pada kepentingan platform, tetapi juga mempertimbangkan kondisi mitra pengemudi.

Beberapa tuntutan utama yang disampaikan antara lain:

  • Penolakan terhadap pemotongan komisi 10 persen yang dinilai akan mengurangi penghasilan secara signifikan.
  • Penolakan terhadap rencana pengaturan status kerja yang mengubah posisi mitra menjadi pekerja tetap.
  • Permintaan agar pemerintah melibatkan mitra pengemudi dalam proses penyusunan regulasi yang berdampak langsung pada mereka.

Pihak URC Bergerak juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap perempuan pengemudi ojek online. Mereka menilai bahwa kebijakan yang dibuat harus mencakup semua lapisan masyarakat, termasuk para perempuan yang bekerja sebagai mitra pengemudi.

Langkah Selanjutnya

Setelah pertemuan dengan Wamensesneg Juri Ardiantoro, URC Bergerak berharap pemerintah dapat segera merumuskan kebijakan yang lebih progresif dan berkelanjutan. Mereka juga akan terus mengawal proses pengambilan keputusan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Selain itu, komunitas URC Bergerak akan melakukan sosialisasi kepada mitra pengemudi di berbagai daerah agar mereka tetap waspada terhadap perubahan regulasi yang mungkin saja berdampak negatif pada kesejahteraan mereka.

Kesimpulan

Aksi damai yang digelar di Monas menunjukkan bahwa para pengemudi ojek online tidak diam terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil. Mereka berharap pemerintah dapat segera merespons aspirasi mereka dengan langkah-langkah nyata yang menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kesejahteraan para mitra pengemudi.

Dengan dukungan dari pihak Istana, harapan besar terbuka bagi para pengemudi ojek online untuk mendapatkan perlindungan dan regulasi yang lebih baik di masa depan.